Pertemuan 1
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal dari
konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrock Yussen, 1992). Dengan demikian perkembangan
berlangsung dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung
sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progesif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan
merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan
seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan
kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu
tersebut.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru,
yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram,
1983). Mengandung arti bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat indiviu
menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari
proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus
menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurap
kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang
lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan
sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar,
setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tarsebut dinamakan
dengan perkembangan.
2. Pengertian
Pertumbuhan
OMAN KARNMANA
Pertumbuhan
merupakan proses bertambahnya jumlahprotoplasma sel pada suatu organisme,
biasanya disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang
bersifat tidak kembali pada keadaan semul
WISMOADY
WAHONO
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi, saling keterhubungan
dan kompleksitas
FIKTOR
FERDINAND P. & MOEKTI ARIWIBOWO
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang dapat
dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif
TIM
BIOLOGI
Pertumbuhan adalah proses
penambahan volume tubuh makhluk hidup yang sifatnya tidak bisa kembali ke
keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya penambahan jumlah dan volume sel,
karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel.
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri
anak yang sehat, peredaran waktu tertentu (Kartono).
Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi pada
bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme
(Whitherington, 1991).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya
yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan,
bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
Perkembangan dan pertumbuhan sangatlah berbeda bahwa perkembangan
itu sendiri merupakan perubahan individu yang bersifat kualitatif (tidak dapat
diukur) dan berkembang sepanjang hayat sedangkan pertumbuhan merupakan
perubahan yang bersifat kuantitatif (dapat diukur) sampai saat normal tertentu.
Dari proses perkembangan dapat dikelompokan menjadi 3 aspek
yaitu :
1. Aspek Biologis merupakan perkembangan
pada fisik individu, contohnya: bertambahnya berat badan dan tinggi badan yantg
tentunya dapat kita ukur
2. Aspek Kognitif ini meliputi perubahan
kemampuan dan cara berfikir. Aspek ini merupakan perubahan dalam proses
pemikiran yang merupakan hasil dari lingkungan sekitar. Salah satunya yaitu
anak mampu menyelesaikan soal matematika.
3. Aspek Psikososial dapat diartikan bahwa
aspek ini merupakan perubahan aspek perasaan, emosi, dan hubungannya dengan
orang lain. Dengan demikian aspek psikososial merupakan aspek perkembangan
individu dengan lingkungan sekitar atau masyarakat. Dari semua aspek tersebut
yaitu aspek biologis (fisik), aspek kognitif (pemikiran), dan aspek psikososial
(hubungan dengan masyarakat) semuanya saling mempengaruhi sehingga apabila pada
suatu aspek mengalami hambatan maka akan mempengaruhi perkembangan aspek yang
lainnya.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan
Fisik Pada Bayi
3.1.
Refleks
Bagaimanaikah sesungguhnya refleks pada masa bayi itu. Bayi
tidak lagi dipandang sebagai organisme yang pasif, yang tidak dapat berbuat
apapun. Bayi – bayi yang baru lahir memang terbatas secara fisik. Namun,
refleks – gerakan otomatis – membantu perilaku bayi yang baru lahir itu.
Misalnya, menghisap. Bagi bayi menghisap adalah suatu metode yang penting untuk
memperoleh gizi dan suatu kegiatan yang menyenangkan.
3.2.
Pola Cephalocaudal dan Proximodistal
Pola cephalocaudal adalah pertumbuhan dari atas ke
bawah, pola proximodistal adalah petumbuhan dari pusat keluar.
a. Cephalocaudal atau head to tail
direction ( dari arah kepala kemudian ke kaki). Misal : Mengangkat kepala
dulu kemudian dada dan ekstremitas bawah.
b. Proximadistal atau Near to far
direction ( menggerakan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu
tengah dan yang lebih jauh dari pusat). Misal : bahu dulu baru jari-jari.
3.3.
Tinggi dan Berat
Rata – rata bayi yang baru lahir di Amerika panjangnya 20
inchi dan beratnya 7 ½ pon. Bayi bertumbuh sekitar 1 inchi per bulan selama
tahun pertama dan bertambah berat hampir tiga kali lipat dari tahun pertama
kelahiran mereka. Tingkat pertumbuhan bayi menurun pada tahun kedua.
3.4.
Keterampilan Motorik
Kasar dan Halus
Keterampilan motorik kasar meliputi kegiatan-kegiatan otot
besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Sejumlah peristiwa penting
motorik kasar terjadi pada kira – kira usia 12 hingga 13 bulan.
Keterampilan motorik harus meliputi gerakan yang lebih halus
dibandingkan dengan gerak motorik kasar, dan mencakup keterampilan seperti
kecekatan jari. Sejumlah peristiwa penting motorik halus terjasdi pada masa
bayi, diantaranya perkembangan keterampilan meraih dan menggenggam.
3.5.
Keadaan
Klasifikasi
:
Para peneliti telah merangkaikan sistem klasifikasi yang
berbeda ; salah satunya yang meliputi tujuh kategori keadaan bayi, termasuk
tidur nyenyak, mengantuk, waspada dan terfokus, dan terfokus secara kaku.
Siklus
tidur-bangun :
Bayi – bayi yang baru lahir biasannya tidur 16 hingga 17 jam
sehari. Pada usia 4 bulan, mereka mendekati pola tidur orang dewasa. Aktivitas
tidur yang terjadi pada masa bayi seringkali ditandai dengan gerakan bola mata
yang tidak teratur saat mata mereka tertutup. Aktivitas ini disebut juga REM
slip (rapid eyes movement) tingginya persentase tidur REM (kira – kira setengah
dari waktu tidur bayi) dapat merupakan alat rangsang tersendiri, atau dapat
pula meningkatkan perkembangan otak. Sindrom kematian bayi tiba-tiba (sudden
infant death syndrome) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seorang bayi
berhenti bernapas dan meninggal secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
3.6.
Gizi
Bayi-bayi harus mengkonsumsi sekitar 50 kalori per hari,
atas setiap pon berat mereka. Konsensus yang sedang berkembang saat ini ialah
meminum asi lebih baik daripada mengkonsumsi makanan botol, tetapi meningkatnya
jumlah ibu-ibu pekerja berarti lebih sedikit bayi yang minum asi.
Kekurangan
gizi :
Kekurangan protein yang parah dapat menyebabkan marasmus,
terbuangnya jaringan penting pada tubuh bayi. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh kekurangan asi pada masa awal perkembangan bayi.
3.7.
Pelatihan buang air
Terlatih buang air adalah suatu keterampilan fisik motorik
yang pada umumnya dicapai pada usia 3 tahun di dalam kebudayaan Amerika Utara.
Akhir-akhir ini ada suatu kecenderungan untuk memulai pelatihan buang air lebih
awal dibandingkan dengan di masa lalu; banyak orang tua dewasa mulai pelatihan
buang air bagi anak-anak mereka yang baru belajar berjalan pada usia sekitar 20
bulan hingga 2 tahun.
Reverensi
Narendra,
Moersintowati. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: CV SAGUNG SETO
Nurani Sujiono, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Indeks
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar