1. Teori Biologis
Menurut Konkrad
Lorenz (1903-1989 seorang zoologist), teorinya menekankan bahwa perilaku
sangat dipengaruhi oleh biologis yang erat hubungannya dengan evolusi dan
dikarakteristikan dengan masa sensitive. Konsep yang penting dalam teori ini
adalah “imprinting”. Imprinting adalah perubahan cepat, pembelajaran yang sudah
diwariskan dalam periode kritis tertentu yang melibatkan kedekatan dengan objek
yang pertama kali dilihat.
2.
Teori
Kematangan
Teori ini merupakan tindakan lanjut
dari teori Rousseau yang menyatakan bahwa perilaku merupakan hasil dari
rancangan fisik yang berasal dari rancangan individu. Pencetus teori kematangaan
ini adalah Arnold Gesell (1880-1961)
3.
Teori
Etologis
John
bowlby menyatakan bahwa kelekatan pada pengasuh selama satu tahun
pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting sepanjang hidup. Dalam pandanganny, jika kelekatan ini positif
dan aman, seseorang mempunyai dasar
untuk berkembang menjadi individu yang kompeten yang memiliki hubungan
social positif dan menjadi matang secara emosional.
Charles
Darwin. Darwin berpendapat bahwa
diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung
jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu
yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya.
4. Teori Psikososial
Erikson menerima
dan mengikuti teori Freud tentang struktur psikologis, kesadaran dan
ketidaksadaran, dorongan, tahap-tahap perkembangan psikoseksual, dan metodologi
analisis. Namun, Erikson menambahkan teori Freud tersebut dengan 8 tahap
perkembangan psiko-sosial, yaitu : Trust
vs Mistrust (Masa Bayi), Autonomy vs Shame/Doubt (1 – 3 Tahun), Initiative vs
Guilt (Masa Prasekolah 3 – 5 Tahun), Industry vs Inferiority (6 – Remaja) ,
Identity vs Identity Diffusion (10 – 20 Tahun), Intimacy and Solidarity vs
Isolation (20-an, 30-an), Generativity vs Self-Absorption (40an, 50-an),
Integrity vs Despair (60 Tahun keatas).
5.
Teori
Psikodinamika
S.
Freud menyatakan bahwa dalam perkembangna manusia ia memiliki dua pendapat pokok.
Pertama, beberapa tahun pertama dalam kehidupan manusia (0 – 5 tahun) merupaka
masa yang paling penting dalam pembentukan kepribadian individu. Kedua,
perkembangan manusia melibatkan tahap perkembangan psiko-seksual yang terbagi
menjadi 5 tahap yaitu :
Tahap
Oral (lahir – 1,5 tahun) : kesenanga bayi terpusat pada mulut
Tahap Anal (1,5 – 3 tahun) : kesenangan anak terfokus pada anus
Tahap Phallic (3 – 6 tahun) : kesenangan anak tefokus pada kelamin
Tahap Laten (6 – masa puber) : anak menekan keinginan seksual dan
mengembangkan keterampilan social dan intelektual.
Tahap
Genital (masa puber) : saat
kebangkitan seksual, sumber kesenangan seksual menjadi seseorang diluar
keluarga.
6.
Teori
Perkembangan Kognitif
Ø Menurut Jean Piaget (1896 – 1980), anak aktif menkonstruk pemahaman mereka tentang
dunia dan ada empat tahapan perkembangan kognitif yaitu :
- Tahapan Sensorimotor (0 – 2 tahun) : bayi membangun pemahaman mengenai dunia dengan mengakomodasikan pengalaman sensoris dengan tindakan fisik. Bayi mengalami kemajuan dari tindakan reflex sampai mulai menggunakan pikiran simbolis hingga akhir tahap.
- Tahapan Praoperasional (2 – 7 tahun) : anak mulai menjelaskan dunia dengan kata – kata dan gambar. Kata – kata dan gambar ini mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik.
- Tahapan Operasional Konkret (7 – 11 tahun) : anak sekarang sudah dapat menalar secara logis mengenai kejadian konkret dan menggolongkan benda ke tempat yang berbeda – beda.
- Tahapan Operasional Formal (11 – dewasa) : remaja melakukan penalaran dengan cara yang lebih abstrak, idealis, dan logis.
Ø Teori Pemrosesan Informasi. Suatu
teori yang menekankan bahwa individu memanipulasi, memantaunya, dan menggunakan
startegi terhadapnya. Menurut teori ini individu mengembangkan kapasitas
pemrosesan informasi yang meningkat secara bertahap, yang memungkinkan mereka
untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang makin kompleks (Birney dkk,
2005; Munakata, 2006).
Ø
Teori Perkembangan
Moral. Teori perkembanga
Moral dari Kohlberg merupakan penyempurnaan
dari pendapat piaget. Dia menyatakan perkembangan moral hanya melalui 2 fase,
yaitu:
1.
Pemahaman bahwa perilakunya salah di peroleh melalui konskuensi yg didapat sebagai akibatnya.
2. Anak yang lebih besar usianya akan menilai perilaku
salah berdasarkan pada niat yang mendasari.
7. Pandangan Teori Belajar
- Aliran Behaviorisme. John Watson berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam.
- Teori Cognitive-social learning (Bandura). Teori ini menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbale balik yang berkesinambungantara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan.
- Teori Operant Learning Dalam operant learning Skinner (1938), konsekuensi perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas terjadinya perilaku tersebut. Perilaku yang diikuti dengan stimulus yang menyenangkan akan lebih mungkin terjadi lagi, tetapi perilaku yang diikuti oleh stimulus hukuman lebih tidak mungkin terjadi lagi. Jadi operant learning itu melibatkan pengendalian konsekuensi.
8. Teori Ekologi
Menurut pandangan Bronfenbrenner
perkembangan dipengaruhi oleh 5 sistem, yaitu :
- Mikrosistem : lingkungan dimana individu tinggal. Ini meliputi keluarga seseorang, teman sebaya, sekolah, dan tetangganya
- Mesosistem : mencangkup hubungan antar mikrosistem, atau hubungan antar konteks. Contohnya, hubungan pengalaman dalam keluarga dan pengalaman dalam sekolah.
- Ekosistem : terlibat saat pengalaman dalam lingkungan social lain dimana individu tidak mempunyai peran aktif/mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung.
- Mikrosistem : mencangkup budaya dimana seseorang tinggal. Budaya merupakan pola perilaku, keyakinan, dan produk lain dari sekelompok orang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kronosistem : mencangkup pembuatan pola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang kehidupan. Contohnya, pengaruh negative perceraian pada anak seringkali memuncak pada tahun pertama setelah perceraian (Hetherington, 1993, 2000).
9. Teori vygotsky
Teori vygotsky adalah teori kognitif yang mengutamakan bagaimana interaksi social dan budaya menuntun perkembangan kognitif.
Oedipus
Kompleks pada Anak Laki-laki
Dorongan incest dengan ibu serta sikap menentang terhadap ayah
menyebabkan anak laki-laki konflik dengan orang tuanya, terutama ayah. Ia
mengkhayalkan bahwa ayah akan melukainya, dan hal ini sering disertai ancaman
ayah yang keras yang menyebabkan munculnya dikastrasi. (kecemasan akan
dikebiri). Dikastrasi ini menyebabkan ditekannya keinginan seksual terhadap ibu
dan rasa permusuhan terhadap ayah. Hal ini juga menjadi cara anak laki-laki
mengindentifikasikan diri terhadap ayah. Dengan mengidentifikasikan diri
terhadap ayah, anak laki-laki mendapatkan dua macam manfaat yaitu memperoleh
pemuasan dorongan seksualnya terhadap ibu dan rasa erotisnya yang berbahaya
terhadap ibu tertutupi oleh sikap menurut dan sayang terhadap ibu.
Oedipus
Kompleks pada Anak Perempuan
Anak
perempuan mengganti obyek cintanya yaitu ibu kepada ayah. Hal ini sebagai
pengalaman traumatisnya yaitu anak laki-laki memiliki alat-alat kelamin yang
sempurna sedang dia tidak, hal tersebut mirip dengan dikastrasi yaitu anak
perempuan beranggapan bahwa ibulah yang bertanggung jawab terhadap keadaan yang
demikian itu dan ia mentransfer cintanya kepada ayah, karena ayah memiliki
organ yang dia inginkan, atau yang biasa disebut dengan penis
envy.
Referensi :
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks
Pratisti, Wiwien Dina. 2008. Psikologi
Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Santrock,
John W. 2007. Perkembangan Anak.Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar