Rabu, 20 Maret 2013

Dewi Mustika (Pertemuan 1)



PERTEMUAN 1

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1.      Pengertian Pertumbuhan Menurut para Ahli

v  Bertambahnya jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya  ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya. Jadi bersifat kuantitatif sehingga dengan demikian dapat kita ukur dengan mempergunakan satuan panjang atau satuan berat (Narendra, Moersitowati. 2002: 1).  judul artikel (Pengertian Pertumbuhan Definisi Menurut Para Ahli  dan Faktor yang mempengaruhi).
v  Definisi Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat dan tinggi/panjang anak. (Soekiman. 2000).
v  Definisi Pertumbuhan  (Growth) berkaitan dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat  sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Supriasa. 2001: 27)
v  Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ  dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)
v  Kartono, Pertumbuhan merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu.
v  Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi pada bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991 : 156).


Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2  faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. 
1.      Faktor Internal  
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi  proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. 
2.      Faktor Eksternal (Lingkungan)  
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal. 
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu.

3.     Pengertian Perkembangan menurut Ahli

v Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan" adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata yang dicetak miring di atas).
v  Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
v  Allah SWT berfirman :
Artinya :
Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar-Rum : 54).

4.Arah atau Pola Perkembangan

Menurut Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
1.       Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki (cephalocaudal) bayi lebih dahulu dapat melihat obyek sebelum dapat mengendalikan tubuh mereka. Bayi juga terlebih dahulu dapat menggunakan tangannya, sebelum dapat merangkak atau berjalandan dari tengah: jantung, paru-paru dan sebagainya ke samping: tangan (proximal-distal). Contohnya kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu matang sebelum kendali tangan dan jari. Lebih jauh lagi, bayi menggunakan seluruh tangannya sebagai kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka.
2.    Struktur mendahului fungsi. Ini berarti bahwa anggota tubuh individu itu akan dapat berfungsi setelah matang strukturnya. Contohnya : mata, akan dapat melihat setelah otot-ototnya matang, atau kaki dapat difungsikan untuk berjalan apabila otot-ototnya sudah matang.
3.     Perkembangan itu berdiferensiasi. Artinya, perkembangan itu berlangsung dari umum ke khusus (spesifik). Dalam semua aspek perkembangan, baik motorik (fisik) maupun mental (psikis), respons anak pada mulanya bersifat umum. Contohnya : bayi menendang-nendangkan kakinya secara sembarangan sebelum ia dapat mengaturnya untuk merangkak atau berjalan, bayi menunjukkan rasa takut yang bersifat umum terhadap semua benda (orang) yang asing baginya kemudian lambat laun rasa takutnya menjadi lebih tertuju kepada hal-hal tertentu.
4.    Perkembangan berlangsung dari konkret ke abstrak. Artinya, perkembangan berproses dari suatu kemampuan berpikir yang konkret (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak). Contohnya : anak kecil dapat berhitung dengan bantuan jari tangan, sedangkan remaja sudah tidak lagi memerlukan bantuan tersebut.
5.    Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme. Ini berarti bahwa pada mulanya seorang anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya sebagai pusat, dia melihat bahwa lingkungan itu harus memenuhi kebutuhan dirinya.
6.    Perkembangan berlangsung dari “outter control to inner control”. Artinya, pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain (terutama orang tuanya), baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisik maupun psikis (perlindungan, kasih sayang, atau norma-norma) sehingga dia dalam menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengawasan dari luar (out control). Seiring bertambahnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosial tentang norma atau nilai-nilai, baik di lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol dirinya (inner control). Kemampuan “inner control”  ini seperti : dia dapat mengambil keputusan atau memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan sendiri dan bertanggung jawab terhadap resiko yang mungkin terjadi.

5. Motorik Kasar dan Halus
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:
·       Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
·       Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
·       Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
·       Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan
atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar