“PERTEMUAN
KEDUA”
TEORI-TEORI
PERKEMBANGAN
·
Teori Biologis
Menurut Konkrad Lorenz (1903-1989
seorang zoologist), teorinya menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh
biologis yang erat hubungannya dengan evolusi dan dikarakteristikan dengan masa
sensitive. Konsep yang penting dalam teori ini adalah “imprinting”. Imprinting
adalah perubahan cepat, pembelajaran yang sudah diwariskan dalam periode kritis
tertentu yang melibatkan kedekatan dengan objek yang pertama kali dilihat.
·
Teori Kematangan
Pencetus teori
kematangan ini adalah Arnold Gesell (1880-1961), menyatakan bahwa perilaku
merupakan hasil dari rancangan fisik yang berasal dari dalam individu.
·
Teori Etologis
Teori Etologi dari perkembangan
memandang bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologis dan evolusi (Hinde,
1992; Rosenzweing, 2000).
1. Menurut Konrad Lorenz (1903-1989), Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka.
2. Menurut Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya.
1. Menurut Konrad Lorenz (1903-1989), Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi dan ditandai oleh periode penting atau peka.
2. Menurut Charles Darwin. Darwin berpendapat bahwa diantara anggota-anggota sebuah spesies, terdapat variasi yang tak terhitung jumlahnya dan diantara anggota yang bermacam-macam itu hanya kelompok tertentu yang berhasil bertahan hidup yang bisa menghasilkan keturunannya.
Teori-Teori Psikodinamika
A. Menurut
Sigmund Frued
Terdapat
lima tahap perkembangan psiko-seksual, yaitu :
1. Tahap Oral
( Lahir sampai sekitar usia 1 tahun)
Pada tahap ini, sesuai dengan
kebutuhan dasarnya untuk bertahan hidup , bayi menikmati kepuasan dengan
menghisap dan menerima rangsangan melalui mulutnya.
2. Tahap Anal
(1-3 tahun)
Pada tahap anal, anak-anak
memasuki masa toilet training. Pada
tahap ini daerah yang sensitif untuk memperoleh kenikmatan adalah pada daerah
anus yaitu menahan dan mengeluarkan kotoran.
3. Tahap Phalik (3-5 tahun)
Pada tahap ini, daerah erogen
(daerah yang sensitif terhadap rangsangan) adalah wilayah kemaluan. Anak-anak
mulai tertarik mengamati alat kelaminnya dan alat kelamin orang lain. Biasanya
pada tahap ini anak-anak suka memegang-megang alat kelaminnya dan seolah-olah
mendapatkan kepuasan dari perilaku tersebut.
4. Tahap Laten
(5 tahun sampai awal masa puber)
Pada tahap ini dorongan seksual
tidak menonjol dan cenderung ditekan. Anak-anak akan memunculkan energi libido
dalam bentuk-bentuk yang lebih diterima secara sosial.
5. Tahap Genital (masa remaja)
Pada tahap ini fokus energi
kembali ke arah alat kelamin dan individu mulai tertarik untuk menjalin
hubungan dengan teman yang berbeda jenis kelaminnya.
B. Teori Erik
Erison (psikososial)
Erikson
menerima dan mengikuti teori Frued namun, Erikson menambah ke teori-teori Frued
tersebut 8 tahap perkembangan psiko-sosial.
1.
Trust vs. Mistrust (bayi sampai 1 atau 2 tahun)
Tahap
yang dialami pada tahun pertama kehidupan. Rasa percaya melibatkan rasa nyaman
secara secara fisik dan tidak ada rasa takut atau kecemasan akan masa depan.
Rasa parcaya yang dirasakan bayi akan menjadi fondasi kepercayaan sepanjang
hidup bahwa dunia akan menjadi tempat yang baik dan menyenangkan untuk
ditinggali.
2.
Autonomy vs. Shame, doubt (2-3 tahun)
Tahap
ini terjadi pada masa bayi akhir dan masa kanak-kanak awal. Setelah mendapatkan
rasa percaya pengasuh, bayi mulai mengetahui bahwa perilaku mereka adalah milik
mereka sendiri. Mereka mulai menyatakan kemandirian mereka, atau disebut otonomi.
Mereka menyadari keinginan mereka. Jika anak terlalu dibatasi atau dihukum
dengan keras, mereka mungkin memunculkan rasa malu dan ragu-ragu.
3.
Initiative vs. Guilt (3-5 tahun)
Tahap
ini dilalui selama ‘usia bermain’ atau tahun-tahun terakhir masa pra-sekolah.
Selama
tahap ini anak-anak yang berkembang secara sehat akan belajar: berimajinasi,
bekerja sama dengan orang lai, memimpin dan dipimpin.
4.
Industry vs. Inferiority (5 atau 6 sampai 12 tahun)
Pada
tahap ini anak-anak mempelajari keterampilan yang lebih formal. Anak-anak yang
berhasil melalui tahap sebelumnya akan menjadi anak yang memilikirasa percaya
dan rasa aman yang tinggi dan memiliki inisiatif yang tinggi. Sedangkan
anak-anak yang pemalu akan mengembangkan perasaan inferior atau kurang berharga
dibadingkan orang lain.
5.
Identity and repudiation vs. Identity diffusion
(13-20 tahun)
Pada
masa ini, individu dihadapkan pada penemuan diri tentang siapa diri mereka
sebenarnya dan kemana mereka akan melangkah dalam hidup ini. Remaja dihadapkan
pada banyak peran baru dan status kedewasaan-pekerjaan dan cinta misalnya.
6.
Intimacy and solidarity vs. Isolation (20-30 tahun )
Pada
masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan yaitu membentuk hubungan akrab
dengan orang lain. Erikson menggambarkan keintiman sebagai menemukan diri
sekaligus kehilangan diri dalam diri orang lain.
7.
Generativity vs. Self-absorption (40-50 tahun)
Pada
tahap ini,kepedulian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda dalam
mengembangkan dan mengarahkan kehidupan menjadi berguna-ini yang disebut
Erikson sebagai generativity. Perasaan bahwa dirinya tidak berbuat apa-apa
untuk membantu generasi mendatang disebut stagnasi.
8.
Integrity vs. Despair (60 tahun ke atas)
Dalam
tahap ini, seseorang bercermin pada masa lalu dan menyimpulkan bahwa ia telah
menjalani hidup dengan baik. Dengan banyak cara, orang berusia lanjut dapat
mengembangkan pandangan positif pada tahap-tahap perkembangan sebelumnya.
Teori
Perkembangan Kognitif
Ø Menurut Jean
Piaget
Piaget menyatakan bahwa anak secara
aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan
kognitif.
1. Tahap sensorimotor (0-2tahun)
Bayi membangun pemahaman mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensori dengan tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (2-7tahun)
Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
anak sekarang dapat menalar secara logis mengenai kejadian konkret dan menggolongkan benda ke dalam kelompok yang berbeda-beda.
4. Tahap operasional formal (11 tahun-Dewasa)
Remaja melakukan penalaran dengan cara yang lebih abstrak, idealis dan logis.
1. Tahap sensorimotor (0-2tahun)
Bayi membangun pemahaman mengenai dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman sensori dengan tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (2-7tahun)
Anak mulai menjelaskan dunia dengan kata-kata dan gambar.
3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
anak sekarang dapat menalar secara logis mengenai kejadian konkret dan menggolongkan benda ke dalam kelompok yang berbeda-beda.
4. Tahap operasional formal (11 tahun-Dewasa)
Remaja melakukan penalaran dengan cara yang lebih abstrak, idealis dan logis.
Piaget (1954) percaya bahwa kita
beradaptasi dalam dua cara: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak menggabungkan informasi ke
dalampengetahuan yang telah mereka miliki. Akomodasi
terjadi bila anak menyesuaikan pengetahuan mereka agar cocok dengan
informasi dan pengalaman baru. Misalnya anak perempuan 8 tahun yang diberi
sebuah palu dan paku untuk menggantung sebuah lukisan di dinding. Ia belum pernah
menggunakan palu, tetapi dari pengalaman dan pengamatan ia mengetahui bahwa
palu adalah benda yang harus dipegang, diayun gagangnya untuk memukul paku, dan
bahwa biasanya dipukul beberapa kali. Tahu akan hal ini, ia menyesuaikan tugas
barunya ke dalam pengetahuan yang telah ia miliki (asimilasi). Meskipun
demikian, palu adalah benda berat, maka ia memegangnya terlalu ke atas. Ia
mengayun terlalu keras dan pakunya bengkok, maka ia menyesuaikan tekanan
pukulannya. Penyesuaian ini menunjukkan kemampuannya mengubah pengetahuannya
(akomodasi).
Ø Information-processing
teoris
Menurut teori ini, individu
mengembangkan kapasitas pemrosesan informasi yang meningkat secara bertahap,
yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
semakin kompleks (Birney dkk, 2005; Munakata, 2006).
Bukan seperti Piaget melainkan seperti teori Vygotsky, teori pemrosesan informasi tidak menggambarkan secara bertahap. Sebagai gantinya, Robert Siegler (1998, 2006; Siegler & Alibali, 2005), ahli terkemuka dalam pemrosesan informasi pada anak, menyatakan bahwa mempelajari strategi yang baik dalam pemrosesan informasi secara khusus penting bagi perkembangan kognitif.
Bukan seperti Piaget melainkan seperti teori Vygotsky, teori pemrosesan informasi tidak menggambarkan secara bertahap. Sebagai gantinya, Robert Siegler (1998, 2006; Siegler & Alibali, 2005), ahli terkemuka dalam pemrosesan informasi pada anak, menyatakan bahwa mempelajari strategi yang baik dalam pemrosesan informasi secara khusus penting bagi perkembangan kognitif.
Ø Lawrence
Kohlberg (Teori perkembangan moral)
Teori perkembangan moral dari
Kohlberg merupakan penyempurnaan dari pendapat Piaget. Dia menyatakan
perkembangan moral hanya melalui dua fase, yaitu:
1. Pemahaman bahwa perilakunya salah diperoleh melalui konskuensi yang didapat sebagai akibatnya.
2. Anak yang lebih besar usianya akan menilai perilaku salah berdasar pada niat yang mendasari.
1. Pemahaman bahwa perilakunya salah diperoleh melalui konskuensi yang didapat sebagai akibatnya.
2. Anak yang lebih besar usianya akan menilai perilaku salah berdasar pada niat yang mendasari.
Pandangan Teori
Belajar
teori belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Belajar menurut pandangan para ahli :
teori belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
Belajar menurut pandangan para ahli :
a) Belajar Menurut Pandangan Skinner
Belajar menurut B. F Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.
Belajar menurut B. F Skinner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif.
b) Belajar
Menurut Pandangan Robert M. Gagne
Gagne (1970) belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh prose pertumbuhan saja.
Gagne (1970) belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh prose pertumbuhan saja.
c) Belajar
menurut Pandangan Jean Piaget
Jean Piaget seorang psikolog Swiss (1896-1980), berpendapat ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu : process assimilation dan process accomodation.
Jean Piaget seorang psikolog Swiss (1896-1980), berpendapat ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu : process assimilation dan process accomodation.
d) Belajar
menurut pandangan Carl R. Rogers
Menurut Carl R. Rogers (ahli
psiko terapi) praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan
pada siswa yang belajar.
-.
Aliran Behavior
Aliran behavior didasarkan pada
perubahan tingkah laku yang dapat diamati atau diukur. Dalam aliran ini tingkah
laku dalam belajar akan berubah kalau
ada stimulus dan resppons.
·
Aliran behavior
menurut John Broadus Watson
Menurut pandangan Watson,
Behavaviorisme harus menerapkan teknik-teknik penyelidikan binatang, yaitu conditioning untuk mempelajari manusia.
-.
Teori operant learning dari Skinner
Menuru Skinner tingkah laku bukanlah
sekedar respon terhadap stimulus, tetapi sesuatu tindakan yang disengaja atau
operant. Operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya. Jadi operant
learning itu melibatkan pengendalian konsekuensi.
-.
Teori cognitive social learning dari Bandura
Teori ini menjelaskan perilaku
manusia dalam hal interaksi timbale balik yang berkesinambungantara kognitif,
perilaku, dan pengaruh lingkungan.
KONTEKTUALISME
Kontekstualisme dalam pengetahuan
merupakan argument yang baik untuk menghadang argument skeptic. Dalam filsafat
ilmu, kontekstualisme bisa berarti term teoritis hanya memiliki makna
kontekstual.
-.
Teori sistem ecological
Teori ini dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang focus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak. Lima sistem dari teori ecologi Bronfenbrenner yaitu:
1. Mikrosistem adalah lingkungan di mana individu tinggal.
2. Mesosistem mencakup hubungan antara mikrosistem, atau hubungan antar konteks.
3. Ekosistem terlibat saat pengalaman dalam lingkungan sosial lain-di mana individu tidak mempunyai peran aktif-mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung.
4. Makrosistem mencakup budaya di mana seseorang tinggal.
5. Kronosistem mencakup pembuatan pola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang kehidupan.
Teori ini dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang focus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang memengaruhi perkembangan anak. Lima sistem dari teori ecologi Bronfenbrenner yaitu:
1. Mikrosistem adalah lingkungan di mana individu tinggal.
2. Mesosistem mencakup hubungan antara mikrosistem, atau hubungan antar konteks.
3. Ekosistem terlibat saat pengalaman dalam lingkungan sosial lain-di mana individu tidak mempunyai peran aktif-mempengaruhi apa yang dialami individu dalam konteks langsung.
4. Makrosistem mencakup budaya di mana seseorang tinggal.
5. Kronosistem mencakup pembuatan pola kejadian lingkungan dan transisi sepanjang kehidupan.
-.
Teori Vygotsky
Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. Jadi, dalam teori Vygotsky, orang lain dan bahasa memegang peran penting dalam perkembangan kognitif anak (Berninger dkk, 2004; Camilleri, 2005; Fidalgo dan Pereira, 2005; Stetsenko dan Arievitch, 2004).
Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis, logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang ahli. Jadi, dalam teori Vygotsky, orang lain dan bahasa memegang peran penting dalam perkembangan kognitif anak (Berninger dkk, 2004; Camilleri, 2005; Fidalgo dan Pereira, 2005; Stetsenko dan Arievitch, 2004).
·
PERCOBAAN PAVLOV
Percobaan Pavlov terhadap anjingnya
(1849-1936) dengan keluarnyaair liur. Air liur akan keluar apabila anjing
melihat atau mencium bau makanan. Dalam percobaanya Pavlov membunyikan bel
sebelum memperlihatkan makanan pada anjing.
Setelah diulang berkali-kali ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi meskipun makananya tidak ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan. Artinya belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Setelah diulang berkali-kali ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi meskipun makananya tidak ada. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan. Artinya belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu.
Teori-Teori
Biologis
Teori ini memandang pada perilaku
manusia dan hewan dari sudut pandang fungsi biologis. Fungsi tersebut mencakup:
bagaimana sel-sel syaraf bergabung dan menjalankan fungsinya, fungsi genetic
pada karakteristik perilaku, fungsi tubuh berpengaruh pada munculnya harapan
dan rasa takut, dan pengaruh hormone terhadap perilaku.
Pada teori ini terdapat ide yang di pengaruhi oleh Charles Darwin yang merupakan teori evolusi. Intinya bahwa terdapat hokum alam yang akan menyeleksi kelangsungan hidup seseorang.
Pada teori ini terdapat ide yang di pengaruhi oleh Charles Darwin yang merupakan teori evolusi. Intinya bahwa terdapat hokum alam yang akan menyeleksi kelangsungan hidup seseorang.
·
Fase phallic pada laki-laki
Oedipus complex merupakan istilah
yang digunakan oleh Freud dalam teorinya tentang tahap perkembangan
psikoseksual untuk menggambarkan perasaan seorang anak laki-laki yang mencintai
untuk ibunya, disertai rasa cemburu dan kemarahan terhadap ayahnya.
·
Fase phallic pada wanita
Electra complex merupakan istilah
psikoanalisis yang digunakan untuk menggambarkan perasaan romantis seorang
gadis terhadap ayahnya dan marah terhadap ibunya.
REFERENSI :
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks
Pratisti, Wiwien Dina. 2008. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :
Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar